Panitia bukan panitia. Rencana mau dolan-dolan tak membentuk panitia. Hanya yang mau mengurusi lah seolah-olah ia panitia padahal semuanya bukan. Terbukti terjadi perdebatan alot saat menentukan akan naik angkutan. Beberapa ingin naik sepeda motor, sedangkan lainnya memilih naik mobil bersama-sama. Akhirnya demi kebersamaan dan agar semuanya bisa terangkut pengusul sepeda motor mengalah. Diputuskan lah naik mobil.
Masalah tak sampai disitu saja. Setelah memutuskan naik mobil terjadi perdebatan lagi. Seksi repot yang mencari catreran mobil angkutan memperoleh beberapa pilihan angkutan yang harganya tak mendukung dana. Terjadi lah perebutan pilihan. Satu pihak memilih satu Colt Doplak dengan harga pas dengan dana dan lumayan penuh bila dinaiki. Satu pihak lagi milih dua Colt Doplak dengan manambah iuran dana sedikit lagi namun volume menjadi luas karena dua mobil tersebut. Dan pihak lainnya memilih naik mobil minibus dengan resiko harus iuran lagi dan yang pasti penuh sesak. Tunggu ditunggu mencari alternative pilihan. Alhamdulillah seorang tetangga sahabat Almost09 (Syekh Dinnus Angelus) bisa mengantar ke tujuan dengan bandrol harga sangat mendukung. Tanpa mencari lagi langsung saja diterima.
Nglimut Pemandian Air Panas Gonoharjo I am coming naik Colt Doplak ndadak akhirnya bisa juga.
Esok, hari Minggu 7 Juni 2009 pagi Almost09 berangkat ke Nglimut. Perjalanan ke
Begitu tiba di
Semua perjuangan itu terbayar dengan indahnya Air Terjun. Air mencucur dari atas jatuh menimpa bebatuan dibawahnya. Cukup tinggi juga air terjunnya mungkin sekitar 30 meter dan tak kalah indah dengan Air terjun Tawangmangu atau Curug Sewu. Sayangnya mereka tak membawa meteran sehingga tak bisa mengukur secara pasti tinggi air terjun. Seperti bebek melihat air. Mereka langsung masuk dan berenang di kolam alam yang berada di bawah air terjun. Dinginnya air pegunungan tak mampu menghalangi hasrat untuk mencoba rasanya kejatuhan air dari ketinggian. Lama berenang dan berfoto-foto di situ rombongan lain datang. Mereka bergantian dengan rombongan lain yang juga ingin meniknati keindahan air terjun. Maklum lokasinya sempit dan di tepi jurang. Dengan sedikit terpaksa oleh dingin mereka ganti pakaian lalu kembali menuju kolam pemandian air panas. Dalam perjalanan itu mereka dan aku banyak menemui satu hal. Tak sedikit pasangan muda-mudi yang sudah terikat tali pernikahan dan yang belum bermesraan di
Perjalanan kembali tak selama saat berangkat sebentar saja sudah sampai di pemandian yang dilewati saat berangkat. Entah mengapa bisa begitu padahal saat berangkat dan pulang menempuh jalan yang sama. Habis dingin panas pun dicoba. Setelah kedinginan, hangatnya air menjadi sangat panas. Tapi tetap saja mereka nekat berendam. Ah! Hangatnya air belerang dari pegunungan Ungaran ini. Begitu lah komentar mereka, sangat biasa komentarnya. Dari 6 kolam dan 4 pancuran air panas beberapa diantara mereka menjelajahi semuanya untuk mencoba dan mengukur tingkat kehangatan tiap kolam. Membaca peringatan dari pengelola wisata bahwa “Berendam di Air Panas Baik Dilakukan Tidak Lebih dari 30 menit”. Mereka tak lama-lama berendam. Tengah hari mereka membersihkan diri, ganti baju lalu mengisi perut yang keroncongan. Tak jauh didekat kolam sudah berjejer warung makanan yang menyediakan berbagai menu. Puas makan segera saja mereka keluar dari lokasi wisata. Di parkiran mobil mereka selalu setia menanti. Mereka segera beranjak dari lokasi wisata dengan kegembiraan.
Sebenarnya ada satu wisata air lagi yaitu Kolam Renang Nglimut yang lokasinya berseberangan dengan tempat parkir roda empat. Tapi mereka tak mengunjunginya mungkin sudah puas dengan wisata kolam air panas dan air terjun. Puncak Gunung Ungaran nan jauh dekat menjadi saksi bisu kepulangan mereka.